Penyakit tetelo atau ND (Newcastle Disease) merupakan penyakit yang disebabkan NDV (Newcastle Disease Virus) yang menyerang unggas seperti ayam, burung, dan unggas lainnya. Penyakit ini tergolong mematikan jika tidak segera ditangani dan dapat menulari merpati lain yang sehat. Merpati yang sudah terjangkit penyakit ini jarang sekali dapat sembuh total. Beberapa kasus dengan merpati yang memiliki daya tahan tubuh kuat biasanya sembuh tetapi akan menjadi cacat, ditandai dengan kepalanya yang masih suka memutar-mutar (gela-gelo). Kemungkinan virus kembali menyerang pun cukup tinggi. Jika daya tahan tubuh merpati lemah maka biasanya berakhir dengan kematian dalam 1-7 hari. Karena disebabkan oleh virus, tidak ada cara untuk membunuh virusnya. Cara mengendalikan penyakit ini hanya dapat dilakukan dengan melakukan vaksin untuk pencegahan atau meningkatkan daya tahan tubuh merpati jika sudah terlanjur terserang penyakit.
Ciri-ciri merpati yang terjangkit penyakit tetelo
Terdapat beberapa ciri yang dapat diamati jika merpati terjangkit penyakit ini, diantaranya yaitu gangguan pernafasan dan suara serak, setelah 1 atau 2 hari akan mengalami kelumpuhan (dari mulai kaki lalu sayap yang tidak bisa digerakkan), kepala sering memutar (seperti terpelintir) disebabkan virus sudah menyerang saraf ada leher, dan diare dengan kotoran berwarna kehijauan serta jaringan di sekitar mata dan leher bengkak.
Cara penularan penyakit tetelo
Kebersihan kandang merupakan hal mutlak yang perlu diperhatikan. Kandang yang kotor dapat menjadi sumber penyakit ini. NDV dapat menular melalui air liur atau sperma merpati yang terjangkit. Pada merpati betina, jika sudah terjangkit ia bisa menulari anaknya lewat liur saat meloloh. Pada merpati jantan yang sudah terjangkit dapat menulari sang betina melalui spermanya. Ketika sperma membuahi sel telur sang betina, maka telur (calon anak merpati) akan membawa benih penyakit tersebut.
Cara mencegah penyakit tetelo
Selain menjaga kebersihan kandang, penyakit tetelo dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi atau pemberian suplemen ramuan tradisional (penjelasan mengenai ramuan tradisional akan dijelaskan di bawah). Vaksin tetelo khusus untuk merpati (PPMV-1) di Indonesia harganya mahal. Tetapi vaksin masih dapat diberikan dengan menggunakan vaksin ND untuk ayam dengan merk dagang Medivac ND Lasota. Pada umur seminggu vaksin diberikan melalui tetes mata, kemudian pada umur sebulan divaksin lagi melalui air minum, setelah itu pada umur enam bulan divaksin lagi dan selanjutnya vaksin diulang lagi setiap enam bulan sekali.
Cara mengobati penyakit tetelo
Amat disayangkan jika merpati yang terserang tetelo adalah merpati unggulan. Merpati kesayangan tentu akan diperjuangkan agar jangan sampai mati. Untuk itu diperlukan penanganan tepat dengan segera untuk menyelamatkan hewan kesayangan kita ini. Yang pertama dilakukan jika merpati sudah terserang tetelo adalah segera pisahkan dari merpati lain untuk mencegah penularan. Di pagi hari, jemur merpati, cabut bulu di lehernya, dan pijat perlahan. Beri jahe yang dipotong sebesar kacang tanah dengan cara dilolohkan. Di siang hari, beri madu sebanyak satu sendok teh dengan bantuan pipet secara perlahan. Di malam harinya, beri kencur bakar yang dipotong sebesar kacang tanah dengan cara dilolohkan. Untuk makanan dan minumannya, takaran dan waktu pemberian sama seperti sebelum merpati sakit. Hanya saja, merpati yang terkena penyakit ini biasanya kesulitan untuk makan sehingga perlu bantuan kita melolohkan pakan/meneteskan air dengan pipet langsung ke paruhnya. Ulangi semua langkah di atas setiap hari sampai merpati sembuh.
Ada tiga jenis ramuan tradisional yang juga dapat menjadi pilihan untuk diberikan kepada merpati yang sakit. Berikut adalah bahan-bahan, cara pembuatan dan dosis pemakaian masing-masing ramuan :
Ramuan pertama
Bahan-bahan (tidak ada takarannya, silakan gunakan seperlunya) :
- Daun papaya
- Temuireng
- Temulawak
- Kulit bawang putih
- Kulit bawang merah
- Daun teh
- Daun salam
- Daun singkong
Cara membuat :
- Cuci bersih dan iris semua bahan kemudian rebus sampai mendidih
- Setelah mendidih, matikan api. Diamkan sampai hangat kuku
- Saring air rebusan (ampas sisa rebusan bisa dikeringkan dan digunakan sebagai pakan)
Cara dan dosis pemakaian :
- Teteskan ramuan langsung ke paruh burung sebanyak dua sendok makan (sekitar 5 ml/5 cc)
- Saat pancaroba/pergantian musim (Oktober-November dan April-Mei), berikan 2-3 hari sekali
- Di luar pancaroba cukup berikan sekali seminggu
Ramuan kedua
Bahan-bahan (tidak ada takarannya, silakan gunakan seperlunya) :
- Madu murni
- Kencur
- Kunyit
- Kuning telur
- Kunci
- Ubi teki
Cara membuat :
- Semua bahan (kecuali madu) dicuci bersih, dikupas, dan ditumbuk hingga halus
- Tuangkan madu sedikit demi sedikit hingga bahan yang ditumbuk menjadi pasta (jangan terlalu encer agar mudah dibentuk)
- Bentuk pasta menjadi butiran sebesar jagung
Cara dan dosis pemakaian :
- Beri ramuan satu butir dengan cara dilolohkan
- Untuk pencegahan saat pancaroba, berikan 2-3 hari sekali
- Untuk pencegahan di luar pancaroba cukup berikan sekali seminggu
- Untuk pengobatan, berikan sekali sehari sampai sembuh
Ramuan ketiga
Bahannya hanya daun pepaya tua yang belum menguning secukupnya.
Cara membuat :
- Iris halus bahan kemudian tuang ke dalam wadah
- Tambahkan air matang sebanyak 100 ml
- Aduk-aduk hingga tercampur kemudian saring dan peras hingga menghasilkan air berwarna hijau pekat
Cara dan dosis pemakaian :
- Teteskan ramuan langsung ke paruh burung sebanyak dua sendok makan (sekitar 5 ml/5 cc)
- Untuk pencegahan saat pancaroba, berikan 2-3 hari sekali
- Untuk pencegahan di luar pancaroba cukup berikan sekali seminggu
- Untuk pengobatan, berikan 3x sehari selama 2 hari berturut-turut. Pada hari ketiga dan seterusnya hingga sembuh, berikan 2x sehari.
Demikian penjelasan mengenai penyakit tetelo pada merpati. Semoga dapat bermanfaat dan diterapkan bila merpati kesayangan kita terjangkit penyakit ini. Salam!
Sumber :
jenisburung.co, duniahobi.org, www.merpati.org
Komentar